Senin, 14 Mei 2012

Xperia S, Ponsel Android Premium 'Pertama' Sony

detail berita
Dilansir dari okezon.com -Setelah ‘bercerai’ dari Ericsson, langkah baru Sony di pasar ponsel dengan brand Sony Mobile Communications diawali dengan peluncuran smartphone premium pertamanya, Xperia S. Diklaim sebagai smartphone premium, tentunya Sony membekali Xperia S dengan sejumlah kemampuan dan fitur menarik. Berikut ulasan Okezone tentang kemampuan Xperia S.

Desain Xperia S

Dimulai dari desain, permukaan Xperia S hadir dengan sentuhan mulus tanpa ada satu pun tombol fisik yang menghiasi. Meski memiliki body besar dan terlihat kaku dari depan, bagian belakang ponsel yang melengkung cukup terasa nyaman ketika dipegang serta tidak berat.

Sementara itu, salah satu yang cukup menonjol dari Xperia S, adanya desain ikonik yang melingkari dasar ponsel, yaitu berupa garis transparan dengan backlight putih. Garis transparan ini berfungsi sebagai penanda tombol pada ponsel, yaitu untuk back, home dan menu. Tapi ketiga desain transparan tadi tidak bisa dipencet, melainkan di bagian atasnya yang ditandai dengan tiga titik kecil putih.

Sony terkesan sangat meminimalisir kehadiran tombol di Xperia S. Hanya ada tiga tombol kecil di Xperia S, yaitu tombol volume dan kamera yang terletak di sisi kanan ponsel, serta tombol on/off di bagian atas ponsel. Sedangkan port USB terletak di sisi kiri dan HDMI di sisi kanan ponsel.

Sayangnya, material palstik yang membalut ponsel dengan harga sekira Rp5.499 jutaan ini mengurangi kesan premium pada Xperia S. Sedangkan untuk sistem operasi, Sony membekalinya dengan Android Gingerbread, tapi tenang saja karena Xperia S bisa diupgrade ke Ice Cream Sandwich pada kuartal kedua tahun ini.

Dilengkapi prosesor Dual Core 1,5 GHz Qualcomm, performa yang ditawarkan Xperia S terbilang cukup memuaskan. Pengguna bisa dengan cepat mengakses menu dan aplikasi di ponsel, tanpa harus menunggu lama.

Berbekal memori internal 32 GB, Sony juga menawarkan teknologi NFC (Near Field Communication). Sayangnya, pengguna harus cuup puas dengan hanya 32 GB memori internal, karena Sony tidak memberikan slot microSD.

Xperia S memiliki baterai yang menyatu dengan body, sehingga hilangkan pikiran Anda jika ingin menggonta-ganti baterai dengan mudah. Selain itu, salah satu yang perlu diperhatikan, pengguna harus menggunakan micro SIM pada Xperia S.

Layar Reality Display 4,3 inci

Mengusung layar HD (High Definition) 4,3 inci (1280x720 pixel) dengan Mobile Bravia Engine, membuat Xperia S memiliki tampilan yang tajam dan jernih. Misalnya saja, tampilan foto atau video di ponsel ini tampil dengan warna yang cukup tajam.

Seperti kebanyakan ponsel Android lainnya, Xperia S juga memiliki lima homescreen. Ponsel dengan layar sentuh ini bisa dikatakan cukup responsif, sehingga menjadi lebih menyenangkan ketika melakukan sapuan di layar tanpa adanya lag.

Untuk kenyamanan mengetik, ketika digunakan saat posisi ponsel berdiri (portraid) terasa kurang nyaman karena ukuran virtual keyboard yang kecil. Tapi untuk mengatasinya, bisa mencoba mengetik dengan posisi ponsel landscape karena virtual keyboard tadi akan menjadi sedikit lebih besar, sehingga menjadi lebih nyaman ketika digunakan.

Performa Kamera


Untuk kemapuan membidik objek, maka Sony terbukti memberikan perhatian khusus. Di Xperia S, perusahaan asal Jepang tersebut membekali kamera belakang dengan sensor 12 MP dan teknologi Exmor R. Dengan sensor kamera 12 MP dan fokus otomatis, tentunya gambar yang dihasilkan memberikan kualitas foto memadai.

Saat dijajal Okezone, ketika memotret objek dengan pencahayaan yang cukup terang, gambar yang dihasilkan tampil dengan cukup tajam, baik dari segi warna atau kontras objek. Sedangkan ketika digunakan memotret dengan cahaya rendah, noise pada hasil jepretan masih terlihat.

Sementara kamera belakang memiliki sensor yang cukup besar hingga 12 MP, berbanding terbalik untuk kamera depan yang hanya 1,3MP (720p). Selain itu, Xperia S juga dapat merekam video HD (1080p) yang mendukung format 3GPP dan MP4.

Kemudahan mengabadikan momen penting dengan spontan sangat terbantu dengan adanya mode Quick Launch pada Xperia S. Pengguna hanya cukup menekan tombol kamera di sisi kanan ponsel, maka secara otomatis kamera akan langsung memotret dalam waktu sekira 2 detik dari posisi standby.

Spesifikasi:
OS: Android 2.3 (Gingerbread), bisa upgrade Ice Cream Sandwich
Prosesor: Dual Core 1,5 GHz Qualcomm
Layar HD: 4,3 inci (1280x720 piksel)
Kamera dan video: belakang 12 MP (LED), depan 1,3 MP, perekam video HD (1080p)
Memori internal: 32 GB
Konektivitas: Dukungan USB 2.0, HDMI, Bluetooth, NFC
Baterai: - waktu bicara hingga 8 jam 30 menit, - waktu siaga hingga 420 jam

Corat-Coret Seru dengan Samsung Galaxy Note

Dilansir dari KOMPAS.com - Aplikasi Draw Something jadi salah satu game paling laris di platform Android. Game itu diunduh hingga 10 juta kali dalam waktu beberapa minggu saja di Google Play.

Harus diakui, game itu sebenarnya sederhana saja. Seorang pemain akan menggambar sesuai petunjuk kata tertentu, dan pemain lain akan menebak gambar itu.

Tapi dari kesederhanaan itu justru muncul peluang bermain yang seru. Ini karena permainan dilakukan benar-benar antar orang, bukan sekadar bermain "lawan komputer".

Ramainya Draw Something membuat KompasTekno teringat pada perangkat Samsung GALAXY Note. Dalam beberapa event, perangkat smartphone sekaligus tablet itu digunakan sebagai "alat gambar" yang meramaikan booth Samsung. 

Itulah yang mendorong KompasTekno untuk kembali mengulas Galaxy Note, kali ini dengan fokus pada perangkat itu sebagai alat gambar.

Draw Something

Aplikasi pertama yang dicoba adalah menggunakan Samsung GALAXY Note untuk menggambar di Draw Something. Efeknya jelas terasa. Dengan perangkat Android lain, selama ini menggambar di Draw Something dilakukan dengan ujung jari.

Hasilnya, selain tergantung dari kemampuan pemain, memang agak canggung. Namanya juga menggambar dengan jari.

Nah, dengan S Pen di Samsung GALAXY Note, performa bermain Draw Something meningkat tajam. Gambar dengan detail yang lebih bisa dihadirkan. Tak sekadar menunjukkan gambar untuk ditebak, Draw Something kemudian bisa jadi unjuk kemampuan gambar yang layak untuk dipamerkan.

Faktor pendukung lainnya dari Samsung GALAXY Note adalah layarnya yang lebar serta tampilan yang tajam dan terang.

image1

Corat-Coret Lainnya

Gara-gara Samsung GALAXY Note, aksi coret-mencoret di Draw Something jadi makin "nyandu". Sayangnya game itu terbatas pada interaksi lawan main. Untuk memenuhi "kecanduan menggambar" tadi, beberapa aplikasi corat-coret lain pun dicoba.

Pertama adalah S Memo yang memang sudah dibundel dalam Samsung GALAXY Note. Aplikasi ini terbilang cukup memenuhi kebutuhan corat-coret sehari-hari. Aplikasi itu memiliki beberapa pilihan pena, mulai dari pulpen,pensil, kuas dan highlighter. Gambar atau foto juga bisa ditempelkan dalam Memo untuk kebutuhan mencoret di atas foto.

Tak puas dengan sekadar menggambar di atas S Memo, aplikasi berikutnya yang dicoba adalah Canvas. Aplikasi karya John R Oliver ini kerap disebut salah satu aplikasi melukis paling baik di Android. Ada dua versi aplikasi ini, gratis (lite) dan berbayar (pro). Versi Lite hanya memiliki dua layer dan dua jenis kuas.

Meski demikian, kemampuan itu sudah sangat mencukupi untuk berkarya di atas kanvas digital. Hasilnya pun bisa dibagikan melalui jejaring sosial atau disimpan dalam format JPG dan PNG.

Aplikasi lain yang juga dijajal adalah Sketch n Draw dari developer Hyped Games. Aplikasi ini merupakan aplikasi gambar dengan sistem "prosedural". Sistem itu memungkinkan garis yang dihasilkan di atas layar memiliki efek berbeda dari garis aplikasi gambar biasa. Misalnya, garis yang memiliki efek "berbulu" atau "sarang laba-laba".

Hal ini memungkinkan hasil coretan yang lebih "artistik" dan tidak datar. Cukup menarik sebagai alat berekspresi.

image2

Tak Sekadar Gambar

Kemampuan pena S Pen pada Samsung GALAXY Note juga bermanfaat untuk aplikasi lain. Salah satu contohnya, aplikasi game Where's My Water. Game itu meminta pemain untuk menggambar jalur untuk mengalirkan air pada buaya yang hendak mandi. Dengan S Pen, jalur itu bisa lebih presisi.

S Pen juga berguna untuk pengolahan foto pada aplikasi tertentu. Misalnya untuk menentukan area yang akan diburamkan pada After Focus. Selain itu, tombol yang berada di sisi bagian tengah S Pen dapat digunakan untuk membuat screengrab.

Tempelkan ujung S Pen pada layar dan pada saat yang bersamaan tekan tombol tersebut. Samsung GALAXY Note akan otomatis meng-capture tampilan layar.

Kesimpulannya, Samsung GALAXY Note bisa jadi perangkat yang berharga untuk mereka yang hobi corat-coret. Baik sekadar mengisi waktu ataupun yang menggambar dengan serius

5 Langkah Migrasi ke Windows 7 yang Sukses

Dilansir dari KOMPAS.com yang ditulis oleh Yaj Malik - Masa Windows XP akan segera berakhir. Sejak Microsoft mengumumkan niatnya untuk tidak melanjutkan dukungan bagi sistem operasi yang sudah berumur satu dekade ini di bulan April 2014, banyak perusahaan kalang kabut berusaha untuk mengatur migrasi ke sistem operasi lain.

Peliknya situasi ini semakin parah ketika sebagian besar aplikasi dan program pihak ketiga mulai lebih awal menarik dukungan mereka terhadap Windows XP.

Microsoft melaksanakan tugasnya mengimbau pengguna untuk mulai melakukan migrasi dengan menawarkan dukungan untuk sistem operasi Windows 7 hingga tahun 2020.

Microsoft juga menekankannya pentingnya bagi pengguna XP untuk melakukan migrasi ke Windows 7 sebelum mereka pindah ke Windows 8 yang belum diperkenalkan, untuk memastikan tidak ada celah dalam dukungan –- satu pendekatan yang didukung oleh firma riset Gartner.

Karena dibutuhkan paling tidak satu setengah tahun untuk merencanakan dan menggelar sistem operasi baru, suka tidak suka, perusahaan-perusahaan harus bergerak cepat.

Berikut ini adalah lima langkah menuju migrasi yang sukses.

1.Kenali prioritas bisnis

Memiliki kejelasan perintah dari seluruh perusahaan memungkinkan seseorang untuk menggunakan teknologi dalam membantu memenuhi prioritas bisnis.

Cara ini seharusnya dilakukan bersama dengan pembuat keputusan TI dan perwakilan dari beberapa unit bisnis yang berbeda dalam perusahaan.

2. Tetapkan segmentasi pengguna

Tetapkan segmentasi pengguna yang cepat untuk menilai semua pengguna dan menyelaraskan kebiasaan dan persyaratan kerja mereka, dengan teknologi penyediaan desktop yang sesuai akan berguna untuk mengidentifikasikan grup pengguna mana yang bisa mendapatkan keuntungan tercepat dari lingkungan baru. Segmen khusus termasuk pekerja, pekerja luar, pekerja jarak jauh, dan yang serupa dengan itu.

3. Menilai hardware endpoint

Tujuan dari pemeriksaan hardware endpoint adalah untuk menilai kemampuan perangkat milik pengguna untuk menentukan apa dan bagaimana perangkat tersebut bisa digunakan setelah migrasi ke platform Windows 7.

Analisa tersebut mengharuskan untuk melihat semua kemampuan-kemampuan perangkat, mencocokkannya dengan persyaratan Windows 7, mengidentifikasikan perangkat yang membutuhkan penggantian, membeli hardware baru, dan menginstal lingkungan operasi yang telah disetujui perusahaan dan aplikasi-aplikasi untuk produktifitas.

4. Mengelola Aplikasi

Saat migrasi ke sistem operasi baru, satu tantangan besar adalah proses validasi untuk memastikan bahwa aplikasi-aplikasi yang ada bisa terus berfungsi pada sistem operasi baru.

Perusahaan-perusahaan seharusnya mempertimbangkan untuk berinvestasi pada alat-alat pengelolaan aplikasi yang bisa membantu memberikan informasi mengenai portofolio aplikasi, yang secara akurat memperkirakan perilaku aplikasi pada platform teknologi baru dengan melakukan tes terhadap kompatibilitas dan remediasi aplikasi secara otomatis.

Sebagai contoh, Windows 7 mengharuskan aplikasi-aplikasi kompatibel dengan operasional 32-bit atau 64-bit agar bisa bekerja. Aplikasi yang dibangun pada arsitektur 16-bit tidak bisa bekerja di sistem operasi baru ini dan banyak aplikasi lama yang penting bagi perusahaan tidak bisa berjalan.

Selain itu, tidak semua perusahaan memiliki waktu dan/atau dan investasi untuk menyesuaikan aplikasi-aplikasi mereka dengan platform baru. 

5. Mengadopsi virtualisasi desktop

Proses upgrade Windows 7 bisa disederhanakan dengan menggunakan virtualisasi desktop yang memungkinkan perusahaan dengan cepat dan mudah mendapatkan lingkungan yang aman, mobile dan hemat biaya yang mereka butuhkan.

Perusahaan juga bisa terus meningkatkan investasi yang sudah ada dalam infrastruktur hardware terbaru. Melalui virtualisasi desktop, TI bisa menciptakan gambaran desktop Windows 7 yang terstandarisasi, melakukan identifikasi dan menciptakan lingkungan profil teroptimasi, membangun sumber-sumber pendukung yang layak bagi pengguna dan memindahkan data dan pengaturan pengguna ke dalam lingkungan tervirtualisasi baru.


Migrasi ke Windows 7 sering kali dilakukan secara bertahap di perusahaan besar, yang memakan waktu berbulan-bulan dan menciptakan downtime berulang-ulang yang dialami pengguna.

Virtualisasi desktop dan aplikasi bisa mengurangi downtime yang biasanya berlangsung lama sehingga menjadi gangguan yang singkat.

Ini adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh tim TI di manapun, yang tidak akan menghadapi gangguan dengan migrasi ke Windows 8 nantinya atau sistem operasi lainnya di masa yang akan datang.

Intel Semakin Serius Geluti Bisnis "Otak" Smartphone


Dilansir dari KOMPAS.com - Intel yang sebelumnya hanya fokus ke bisnis prosesor komputer desktop dan laptop, kini terlihat makin serius dalam bisnis chip untuk perangkat mobile, seperti smartphone dan tablet.

Seperti dilansir Cnet, dalam acara hari investor tahunan Kamis minggu lalu, Intel menegaskan bahwa prosesor smartphone dual-core pertamanya, Atom "Medfield" Z2580, akan dirilis tahun ini dan ditawarkan bersama dengan chip 4G LTE Intel.

Atom Z2580 adalah chip dengan CPU dual-core berkecepatan 1.3 GHz dan pengolah grafis PowerVR SGX 544MP2 yang disinyalir lebih kencang dibandingkan unit grafis milik SoC A5 pada Apple iPad 2 dan iPhone 4S. Prosesor Atom baru ini dibuat dengan proses fabrikasi 32 nm.

Prosesor Atom Z2460 yang menjadi andalan Intel saat ini diklaim mampu mengimbangi performa smartphone dengan prosesor berbasis ARM, meski belum sanggup bersaing dalam hal daya tahan baterai.

Sebagai bukti komitmen pada smartphone, CEO Intel Paul Otellini mengatakan bahwa pengembangan chip smartphone akan berjalan "dua kali lebih cepat dari hukum Moore". Ini berarti chip yang biasanya membutuhkan waktu pengembangan selama enam tahun bisa diselesaikan dalam tiga tahun saja.

Untuk 2013, Intel sudah menyiapkan chip berkode-nama "Merrifield" yang diperkuat arsitektur baru dan unit grafis yang lebih bertenaga.

Produk-produk smartphone baru berbasis prosesor Intel diperkirakan akan dirilis dalam waktu dekat. Selain Lenovo dengan K800, ZTE dan Motorola turut membuat ponsel pintar dengan prosesor Intel.

Di bisnis prosesor untuk smartphone dan tablet, pemain lamanya dan yang bakal jadi kompetitor Intel adalah ARM. ARM adalah perusahaan spesialis pembuat chip untuk perangkat mobile. Produk buatan mereka telah digunakan banyak oleh vendor ponsel dan tablet.
Sebelum Intel hadir bisa dibilang ARM melenggang dengan leluasa mendominasi pasar cip perangkat mobile.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons